Ikrar
Dlodo. Kala lalu. Ia ikrarkan omong kosong berulang kali. pertama bibirnya gemetar dihadapan pria paruh baya. kedua ketika menatap sorot mata kekasihnya berkaca-kaca. Ketiga bibirnya fasih melafalkan tatkala kemudian dadanya sesak. Sejak dahulu ia bukan penjahat, tapi kelakuannya tak karuan. Ia lucuti jiwanya hingga tak berisi. Dari padanya yang tersisa hanya akal, yang kelak menuntunnya untuk mengobati hati, setelah ia tusuk sendiri. Sebelum ikrar itu ia ucapkan untuk kali pertama, hidupnya mujur tak ketulung. Apa yang ia lakukan dan pikirkan mesti sama. Pekerjaannya menunggu setoran saja, Uang, makan dan hampir semua kebutuhannya terpenuhi. Keinginannya pun belum ada yang tak tercapai. Kebanyakan orang iri padanya, kesal juga, bagaimana bisa ada manusia seperti dia, yang lebih dahulu mencicipi surga. Hingga suatu masa saat musim kemarau. Kemarau panjang. Tanah-tanah menjadi gersang, sampai retak-retak. Pepohonan mempertahankan ranting, karena daun-daunnya telah lama gugur. Binatang-b...