Burung dan Perempuan
![]() |
| Jombang |
Wanita itu pulang dari puncak. Menggunakan sepeda mini, ia nampak
lesu dari jauh. Orang-orang di pos ronda membicarakannya. “Sudah berapa burung
ditangkap mbak Surmini ya?”. Tanya seorang lelaki paruh baya berpeci miring,
sarung yang di silang ketubuh dan kolor biru serta sandal jepit warna ijo,
duduk santai di pos. Rekan-rekannya lantas terbahak. “Ada-ada saja kau ini
men.”
Surmini sudah berada di depan pintu rumah, ia mengambil kunci di
dalam tasnya, lalu membuka pintu dan masuk ke dalam. Suami nya sedang asyik
menonton tinju di salah satu kanal TV. Anaknya terlelap di atas bayang dan
hanya beralas tikar. Lantas Surmini bergegas mengganti pakaian. Kemudian duduk
di sebelah suami nya dengan mie rebus di tangan yang barusan ia ambil dari
dapur. “Mie nya masih anget dek?” Tanya sang suami. “Sudah dingin mas.” Dengan
sekejap mie rebus di tangan Surmini sudah habis, bahkan sebelum tayangan tinju
berganti iklan. Ia merasa lelah, barang sesaat ia terlelap di depan TV. Sedang
suami nya masih berjaga sampai tayangan tinju berakhir.
Petang hari Surmini berangkat ke pasar. Anaknya yang masih kecil
suka sekali dengan burung pipit. Pulang dari pasar Surmini membawakan tujuh
burung pipit yang berbeda warna. Anaknya senang sekali. Diusianya yang tepat
hari ini empat tahun. Ia ambil satu persatu burung itu lalu melepasnya. Surmini
kaget. “Kenapa kau lepas burung-burung itu nak?”
“Mereka
ingin terbang mak!”
Sisa
satu burung yang masih berdiam di sangkar lidi buatan bapaknya. Tangan kecil
anak Surmini tak berhasil menangkap. Ia buka lebar-lebar pintu sangkar, tak
juga terbang. Burung itu berwarna polos. Coklat dengan mata hitam pekat. Burung
itu berdiam saja di sangkar. Perempuan kecil Surmini menutup kembali pintu
sangkar dan meminta bapaknya menggantungkan sangkar di pohon mangga. Kawanan
burung yang baru saja di lepas anak Surmini itu bertengger di ranting-ranting
dekat sangkar burung pipit polos itu. Surmini berangkat kerja dengan sepeda
mininya. Suaminya memberi pakan ayam di kandang. Anak Surmini masih saja mengamati
burung-burung pipit itu.

Komentar
Posting Komentar